Kamis, 22 Maret 2012

Kala-tiga persalinan dan perdarahan postpartum

Risiko terjadinya perdarahan postpartum yang meliputi berbagai kejadian yang serius dapat dikurangi (sekitar 40 persen atau dengan risiko relatif 2,42) lewat penatalaksanaan-aktif kala-tiga persalinan yang mencakup pemberian obat-obat golongan oksitosik. Insidensi anemia (Hb < 10 g/dL) postpartum juga akan berkurang (Nordstrom et al, 1997; Rogers et al, 1998). Pada ibu hamil dengan risiko yang rendah, kehilangan darah yang berkaitan dengan ‘penatalaksanaan fisiologis’ kala tiga dapat bergantung pada teknik yang digunakan oleh bidan (Begley, 1990a). Meskipun penatalaksanaan aktif akan memperpendek kala tiga persalinan, tindakan tersebut akan disertai dengan peningkatan gejala muntah dan hipertensi (Prendiville et al, 2000).

Uji-klinik terkontrol acak (n = 3497, 2189) terhadap pemberian oksitosin saja (intramuskuler atau intravena) versus pemberian oksitosin plus ergometrin menunjukkan bahwa oksitosin (5 atau 10 unit) yang digunakan tunggal akan mengurangi secara signifikan gejala mual, muntah, sakit kepala, perspirasi, sesak napas, nyeri dada, kenaikan tekanan darah serta bradikardia yang ditimbulkannya, dan pemberian oksitosin saja sama efektifnya dalam pencegahan kehilangan darah yang melebihi satu liter (McDonald et al, 1993; Khan et al, 1995; Soriano et al, 1996; McDonald et al, 2000). Namun, takaran optimal oksitosin masih memerlukan penelitian lebih lanjut (de Groot et al, 1998).
Karena adanya perbedaan pada profil efek samping yang diperlihatkan oleh obat-obat tersebut, beberapa penulis (Kelsey & Prevost, 1994; Rogers et al, 1998; de Groot et al, 1998; Steer & Flint, 1999a) menyatakan bahwa oksitosin merupakan obat pilihan untuk penanganan profilaksis perdarahan postpartum, sementara ergometrin hanya boleh digunakan jika pemberian oksitosin temyata tidak efektif atau hanya digunakan pada kasus berisiko tinggi. Namun, pemberian oksitosin kini tidak dilisensikan untuk penyuntikan intramuskuler (BNF, 2000), sementara ada banyak ibu hamil yang pembuluh venanya tidak bisa diakses. Karena itu, BNF (2000) merekomendasikan penggunaan ergometrin 500 mikrogram plus 5 unit oksitosin dengan penyuntikan intramuskuler untuk penatalaksanaan rutin kala-tiga persalinan. Menggunaan program ini mengharuskan tindakan skrining yang cermat untuk menyingkirkan ibu hamil yang tidak boleh mendapatkan ergometrin, misalnya ibu hamil dengan preeklampsia. Sebaliknya, 5 unit oksitosin dapat disuntikkan postpartum pada sebagian besar persalinan yang normal (Nordstrom et al, 1997).
Jika tidak tersedia lemari es, tablet misoprostol menjadi pilihan yang dapat diterima dan merupakan obat oksitosik tradisional alternatif dalam penatalaksanaan kala tiga persalinan (El-Refaey et al, 2000; Walley et al, 2000). Walaupun demikian, dengan menggunakan misoprostol dalam dosis yang lebih rendah daripada dosis yang digunakan oleh penyelidik lain (dosis 400 mikrogram dan bukan 600 atau 500 mikrogram), Cook et al (1999) mendapatkan bahwa misoprostol kurang begitu efektif dalam menurunkan intensitas kehilangan darah postpartum jika dibandingkan dengan obat-obat oksitosik tradisional lainnya.
Penulis menyarankan agar penatalaksanaan kala-tiga persalinan dibicarakan dahulu dengan pasien sebagai bagian dalam rencana kelahiran bayinya. Pilihan farmakologis dan profil efek samping yang menyertai harus dibahas dengan semua ibu yang akan melahirkan sehirigga mereka dapat menentukan pilihannya setelah mendapatkan informasi yang benar. Ibu hamil yang menggunakan ergometrin mungkin memerlukan bantuan tambahan, pemahaman dan dukungan dalam memulai serta melanjutkan pemberian ASI kepada bayinya, khususnya jika ibu tersebut juga mendapatkan obat-obat antiemetik dan analgesik yang menimbulkan sedasi.
Perdarahan postpartum yang hebat merupakan keadaan emerjensi yang dapat membawa kematian ibu sehingga semua unit obstetri di rumah sakit harus sudah mempunyai protokol penanganannya. Dalam peristiwa perdarahan postpartum, BNF (2000:365) merekomendasikan pemberian oksitosin (5 unit) lewat penyuntikan intravena secara perlahan-lahan yang kalau perlu diikuti dengan pemberian infus 5-20 unit oksitosin dalam 500 ml larutan glukosa 5 persen. Ergometrin, yang diberikan sendirian atau yang dikombinasikan dengan oksitosin, merupakan preparat alternatif asalkan kemungkinan adanya pre-eklampsia/hipertensi sudah dapat disingkirkan. Carboprost umumnya hanya diberikan pada perdarahan yang hebat.
Referensi
Farmakologi Kebidanan Oleh Sue Jordan
Related Post:
• Penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan
Kehamilan dan penyakit jantung akan saling mempengaruhi pada individu yang bersangkutan. Kehamilan akan memberatkan penyakit jantung. Sebaliknya, penyakit jantung akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembanganjanin dalam kandungan, lain halnya pada kehamilan dengan jantung yang normal. Tubuh dapat m...
• Manfaat USG
Prinsip USG adalah menggunakan bunyi berfrekuensi tinggi sehingga komplikasi di dalam rahim dapat segera diketahui....
• Morning Sickness, Mual Muntah
Setiap wanita hamil akan memiliki tingkat derajat mual yang berbeda¬beda. Ada yang tidak merasakan apa-apa, ada yang hanya sesekali mual, tapi ada juga yang mengalami mual dan muntah yang sangat hebat sehingga memerlukan pengobatan (hiperemesis gravidarum)....
• Gangguan Kesehatan Yang Berhubungan Dengan Makanan (Diet)
- Makan makanan yang banyak mengandung zat besi. Daging, telur, ikan dan ayam mempunyai kadar zat besi yang tinggi. Hati mengandung kadar zat besi yang sangat tinggi. Sayuran berwarna hijau gelap, buncis, kacang polong dan kacangan lain juga mengandung zat besi. - Jika sulit mendapatkan makanan yan...
• Penyebab dan penatalaksanaan nyeri uluhati pada kehamilan
Faktor yang meningkatkan keasaman lambung - alkohol - kafein - hipoglikemia (melewatkan waktu makan) - asupan kalsium yang linggi (termasuk penggunaan beberapa preparat antasid) - adrenalin/epinefrin (yang dilepaskan dalam keadaan marah)...
This entry was posted in Kasus Obgin and tagged bnf, hipertensi, ibu hamil, muntah, persalinan, prevost. Bookmark the permalink. pemberian oksitoksim kala 3, pemberian oksitoksim pada kala 3, TEmpat penyuntikan Oksitosin Pada kala 3 persalinan, terjadinya perdarahan kala 3 persalinan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar